Lingkungan dan Pola Pendidikan Anak dalam Pandangan Rasulullah SAW

TRIBUNheadline.com — Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam dalam sebuah hadis mengingatkan pentingnya pengaruh lingkungan terhadap pembentukan karakter seseorang. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Tirmidzi, beliau bersabda, “Seseorang berada di atas kebiasaan agama sahabat dekatnya, maka hendaklah salah seorang dari kamu memperhatikan siapakah yang menjadi sahabat dekatnya.” Hadis ini menegaskan betapa besar pengaruh lingkungan dalam mewarnai seseorang, bahkan bisa melebihi pendidikan yang diberikan orang tua di rumah. Oleh karena itu, orang tua harus sangat berhati-hati dalam memilih lingkungan pergaulan anak-anak mereka.

Ustadz Abu Ihsan Al Atsaary, seorang dai yang aktif memberikan kajian parenting islami, menjelaskan bahwa banyak pihak yang turut mempengaruhi pendidikan anak, tidak hanya orang tua. Selain orang tua, sekolah, teman-teman, media, hingga karib kerabat juga memiliki peran besar dalam membentuk karakter anak. “Sering kali pihak-pihak ini lebih berperan besar dan intensif dalam kehidupan anak daripada orang tua,” ujar Ustadz Abu Ihsan. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya kontrol orang tua terhadap lingkungan anak, terutama dalam menentukan teman pergaulan mereka.

Pendidikan anak tidak hanya berlangsung di rumah, tetapi juga di sekolah, yang menjadi lingkungan kedua setelah rumah. Ustadz Abu Ihsan menekankan, terutama pada jenjang sekolah dasar, di mana dasar-dasar kepribadian anak mulai terbentuk. Di sekolah, anak berinteraksi dengan berbagai latar belakang sosial dan budaya, yang bisa memengaruhi tabiat dan kepribadian mereka. “Sekolah adalah tempat anak-anak berkumpul, dan interaksi yang panjang dengan teman-teman bisa memberikan pengaruh besar terhadap mereka,” katanya.

Tak hanya teman sebaya, pengaruh guru di sekolah juga sangat signifikan. Ustadz Abu Ihsan menjelaskan, guru sering kali menjadi panutan bagi anak-anak, bahkan lebih dari orang tua dalam beberapa hal. Karena itu, orang tua harus mengenal siapa saja guru yang mengajar anak mereka, agar dapat meminimalisir pengaruh negatif yang mungkin ditimbulkan. “Anak-anak sering lebih banyak curhat kepada guru daripada orang tua mereka, jadi sangat penting untuk memastikan bahwa guru memiliki komitmen terhadap akidah dan akhlak yang baik,” jelasnya.

Sebagai orang tua, menurut Ustadz Abu Ihsan, kita tidak boleh menyerahkan begitu saja kehidupan sosial dan pendidikan anak kepada pihak lain. Terutama saat anak masih berada dalam usia-usia kritis, seperti pra-balik, baligh, dan paska-baligh, di mana pola pendidikan dan pengawasan orang tua sangat penting untuk membentuk generasi yang baik. Dengan memperhatikan lingkungan dan pendidikan yang diterima anak, diharapkan mereka dapat tumbuh menjadi individu yang berkarakter kuat dan mampu memilih yang terbaik dalam kehidupannya. (*)

Berita Terkait

Berita Terbaru