Pj Gubernur Sulsel Prof Fadjry Djufry Siap Dukung Program Menag KH Nasaruddin Umar untuk Kemaslahatan Umat

TRIBUNheadline.com – Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan, Prof Fadjry Djufry, menyatakan kesiapannya untuk mendukung program-program Menteri Agama Prof KH Nasaruddin Umar yang bertujuan untuk kemaslahatan umat. Hal itu disampaikan Prof Fadjry dalam acara Temu Tokoh Agama dan Pembinaan ASN Kementerian Agama Provinsi Sulsel di Aula Arafah, Asrama Haji Sudiang Makassar, Jumat (10/1/2025). Dalam kesempatan tersebut, Prof Fadjry mengungkapkan komitmennya untuk mendorong bersama segala upaya yang dapat menciptakan kedamaian dan kesejahteraan umat di Sulsel.

“Saya sebagai Penjabat Gubernur Inshaallah akan mendorong apapun yang menjadi program kita bersama untuk kemaslahatan umat,” ujar Prof Fadjry di hadapan Menteri Agama dan para tokoh agama. Ia menambahkan, peran tokoh agama di Sulsel sangat krusial dalam menciptakan kedamaian, terlebih dalam menjaga stabilitas daerah selama pelaksanaan Pemilu dan Pilkada serentak. “Alhamdulillah karena kebersamaan kita semua, Sulsel menjadi salah satu daerah teraman dalam pelaksanaan pesta demokrasi tersebut,” kata Prof Fadjry.

Prof Fadjry juga mengajak para tokoh agama untuk merajut kembali kebersamaan dan mempererat tali persaudaraan yang mungkin sempat terputus akibat perbedaan politik atau pilihan. Ia berharap perbedaan tersebut tidak menjadi pemisah, melainkan memperkaya kebersamaan dalam membangun daerah dan negara. “Kita semua bersaudara. Beda pilihan, beda warna, tapi kita semua satu saudara,” tegasnya.

Sementara itu, Menteri Agama Prof KH Nasaruddin Umar dalam sambutannya menekankan pentingnya menjaga kerukunan antar umat beragama. Ia menyebutkan bahwa keberhasilan Indonesia di kancah internasional saat ini sangat bergantung pada kerukunan yang ada di dalam negeri. “Kerukunan ini adalah hal yang harus dirawat. Tanpa kerukunan, tidak ada prestasi yang bisa kita raih,” kata Menag yang juga Imam Masjid Istiqlal Jakarta.

Prof Nasaruddin Umar juga mencanangkan pelaksanaan kurikulum cinta, yang bertujuan menanamkan rasa saling menghargai antarumat beragama sejak dini. “Guru agama harus mengajarkan nilai-nilai kebersamaan dan persamaan, bukan menanamkan konflik atau perbedaan,” ujar Menag. Ia berharap kurikulum ini dapat menciptakan generasi yang mampu membangun Indonesia yang besar dengan penuh cinta dan kebersamaan. (*)

Berita Terkait

Berita Terbaru